Baru saja dapat kabar dari kawanku
seorang pengusaha : “Kita baru dapat
musibah. Seorang pegawai remuk keempat jarinya. Juga tiga jari tangan yang satu
lagi.”
Aku menganga. “Bagaimana itu bisa
terjadi?”
“Kejatuhan balok besi. Tapi ia tak
rasakan nyeri dan berjalan di atas balok itu untuk menyelamatkan diri.”
Diam. Ngeri.
“Dimanakah lokasi kejadian itu?”
Antusiasku.
“Di tempat proyekku. Tapi dua hari
ini pegawai diliburkan karena kejadian itu,” sendunya. Kenapa bisa terjadi ya.
Padahal perusahaan Jepang, mereka menerapkan standar yang tinggi untuk
keselamatan kerja. Pegawai wajib menggunakan alat-alat yang berfungsi
meminimisir kecelakaan. Tetapi musibah tetap saja datang.”
Kami lalu sepakat melihat lokasi
proyek itu. Menuju lokasi proyek di daerah Karawang sana, aku dibuat takjub.
Sebuah kawasan terbentang luas dipenuhi rangka-rangka besi. Jalan di tengahnya
diapit taman kecil dengan pohon-pophon yang tertata indah. Menyulap kawasan
gersang menjadi daerah industri. Tetapi unik, mereka bisa menatanya dengan
sangat rapi.
Sambil menelusuri jalan, kami terus berbincang. Nun jauh di sana
masih ada bukit-bukit yang baru sebagian digali. Lebih jauh lagi nampak banyak
pohon , entah pohon apa dan berapa jauh lokasinya dari sana. Sangat jauh
kurasa. Jika terus berjalan maka akan kehilangan jalan alias menghadapi jalan
buntu.
Ada beberapa pabrik yang sudah jadi.
Satu kawasan pabrik bisa terdiri dari sekitar tujuh bangunan yang besar-besar.
Di atasnya diberi nomor urut satu, dua, tiga dan seterusnya. Ketakjubanku
semakin menjadi, manakala melihat pabrik pembuatan mobil dengan lokasi bangunan
yang sangat luas. Gedungnya juga sangat besar. Konon ribuan mobil dibuat di
sana.
Yakin, tempat itu akan menjadi
kawasan industri yang sangat besar. Tetapi hatiku tiba-tiba merasa kecil saat
melihat sebuah bis karyawan keluar. Diantara kawasan yang sepi itu, aku masih
melihat kehidupan. Aku melihat sebuah aktivitas. Ya, sebuah bis yang mencari
kehidupan wajar. Bukan hanya berjejer pilar-pilar.
Sementara ada seorang buruh duduk di trotoar. Ia dikerubungi beberapa temannya. Entah kenapa atau sedang apa.
Sementara ada seorang buruh duduk di trotoar. Ia dikerubungi beberapa temannya. Entah kenapa atau sedang apa.
Semakin ke dalam semakin sunyi dan
mencekam. Kami memutuskan kembali dan mengagumi rangka-rangka itu lagi.
“Sedih sekali,” tiba-tiba saja
temanku berkata. “orang pribumi hanya kebagian menjadi kuli-kuli saja,” temanku
mendesah.
Ya, memang. Yang ada di pikiranku
saat itu juga adalah betapa loyalitas dan kerja keras mereka hanya dibayar
dengan upah yang rendah. Padahal mereka berdedikasi pada sebuah brand besar
yang sungguh mendunia.
“Kenapa orang Indonesia tidak mampu.
Kenapa orang Indonesia tidak ada yang pintar. Aneh, bukankah yang jadi juara
olimpiade matematika dan sebagainya itu banyak orang Indonesia?” Keluhku
mengambang, hampa rasa.
Tiba-tiba temanku menghentikan mobilnya. Ia
memandangku.
“Bukan, bukan seperti itu. Di
Indonesia juga banyak yang mampu kok. Hanya terlalu banyak “tikus”
menggerogoti,” jelasnya.
Aku nyengir kuda. Kupikir, tak
usahlah berdebat masalah itu. Hal itu bukan lagi rahasia. Semua orang sudah tahu. Bahkan banyak temanku
orang asing yang sudah tahu sejak lama. Ketika ditanya mereka hanya tersenyum
masam.
“Aku rasa para pengusaha di sini pun
banyak yang sudah tahu tentang hal itu. “ Asli lho, itu kata pengusaha dari UK.
Bukan perkataanku lho ya. Artinya Indonesia ini populer sekali dengan brand
korupsinya.
Meninggalkan kawasan industri
Karawang aku tepekur. Beban di kepalaku tak bisa lebur. Bagaimana kita bisa
menjadi negara yang makmur kalau masih
seperti ini?
***
4 komentar:
Suami saya kontraktor mak, sudah kenyang sy dengar cerita2 korupsi proyek. Heheheheeee
serem mbak bayangin kejadiannya.. dan smoga negara kita bisa lepas dari jeratan korupsi
setiap hari pun saya mendengarkan cerita kkn dari adik, banyak darinya yang membuat aku menganga, parah sekali ternyata kondisi negara kita ini Mak Lusi, dari jajaran paling atas sampai paling bawah semua suka dengan uang haram. ,
Mak Rahmi, serem memang. doa kita bersama, ya semoga Indonesia segera terbebas dari jeratan korupsi. Terimakasih sudah mampir.
Posting Komentar