Makanan
tradisional mempunyai beberapa keunggulan. Selain rasanya yang enak dan khas,
juga lebih sehat. Hal itu karena makanan tradisional jarang sekali memakai
pengawet atau pewarna buatan. Untuk memberikan warna hijau, biasanya
menggunakan daun suji. Dan aroma alaminya juga biasanya didapatkan dari daun
pandan atau rempah-rempah. Pembungkusnya
memakai bahan yang ramah lingkungan. Misalnya lepet, bugis, bubur lolos,
nagasari, semuanya mengunakan daun
pisang. Atau bacang yang menggunakan jenis daun lainnya dan dibentuk
bersudut sehingga kelihatan menarik.
Ada
banyak sekali jenis makanan tradisional di tanah Sunda. Dari mulai yang berasa pedas,
manis hingga yang berasa asin. Bentuknya bisa makanan basah sampai makanan
kering yang bisa disimpan dalam waktu lama. Cara pembuatannya pun dilakukan
dengan berbagai cara. Mulai dari yang digoreng, dikukus, dibakar dan lain
sebagainya.
Kebanyakan
makanan tradisional Sunda kaya dengan karbohidrat. Misalnya cuhcur, makanan ini
dibuat dari tepung beras yang ditambahkan gula merah kemudian digoreng sehingga
menghasilkan kue yang bentuk dan rasanya manis. Awug, masih terbuat dari tepus
beras dan tepung ketan yang ditambahkan gula merah. Sangat cocok dijadikan
sarapan, karena kaya akan karbohidrat dan gula. Berbeda dengan serabi, selain
terbuat dari tepung beras atau tepung terigu, tidak perlu ada tambahan lainnya.
Tapi ada juga yang menambahkan telur dan taburan sambal oncom di atasnya.
Makanan
tradisional di daerah Sunda juga mempunyai nama yang unik. Biasanya berbentuk
akronim. Contoh cireng adalah singkatan dari aci digoreng, cilok, itu aci
dicolok, combro itu oncom di jero (ada oncom di dalamnya), gehu, toge di dalam
tahu dan lain sebagainya.
Sekarang,
makanan tradisional tergeser kedudukannya dengan makanan modern sehingga ada
beberapa yang susah ditemukan. Bahkan di pasar tradisional sekalipun seolah
hilang. Tetapi seiring berkembangnya kota Bandung, maka sekarang makanan
tradisional Sunda tidak susah lagi mencarinya. Selain di toko-toko kue basah,
makanan tradisional Sunda juga naik pamor masuk kafe-kafe. Bahkan ada yang
khusus untuk makanan tertentu. Contohnya serabi.
Tetapi
pastinya perlu inovasi lebih agar makanan itu punya tempat sendiri di hati para
pecinta kuliner sejati. Selain soal tempat yang bersih dan nyaman. Pengelola
pun dituntut untuk memberikan sajian rasa yang lebih enak dan variatif. Maka
lahirlah kemudian serabi dengan berbagai variasi rasa. Selain yang aslinya
memakai telur atau sambal oncom di dalamnya, maka ada juga serabi berasa manis
yang dibubuhi selai atau keju. Selainya macam-macam pula, ada stroberi, nanas
dan lain sebagainya. Bahkan serabi berbentuk kecil yang ditaburkan kuah gula
merah bercampur potongan nangka, emh…sedapnya.
Dan
bukan hanya serabi, bahkan colenak (dicocol enak) yakni makanan tape yang
dibakar atau digoreng dicocol gula merah ada juga penjual khususnya. Tetapi ada
juga kafe khusus yang menjual berbagai makanan tradisonal sebagai dessert
plus minuman tradisionalnya.
Ah,
Bandung memang lengkap dengan makanan tradisionalnya. Selain juga jenis makanan
tradisionalnya juga banyak sekali. Berarti, akan banyak sekali pilihan untuk menyantapnya.
Penasaran
dengan makanan tradisional Sunda, yuk mampir ke Bandung, surganya kuliner Jawa
Barat.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar