Inspirasi tak
bertepi, mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sebuah perhelatan
musik di Cimahi 8 Februari kemarin. Dikemas cukup sederhana namun sarat hiburan
bahkan unsur edukatifnya. Bagi aku pribadi inilah tontonan yang sangat sayang
untuk dilewatkan. Pertama, karena aku sebagai orang yang suka bernyanyi (walau
awam dalam bermusik), diberi banyak
sekali pencerahan oleh seorang ahli, tepatnya penggagas acara ini , kang Wawan
Darmawan.
Memang suatu keberuntungan bisa mengenal komunitas ini. Tadinya
kupikir acara sekelas ini hanya ada di hotel berbintang saja. Nyatanya aku bisa
menikmatinya di sebuah kafe, gratis pula. Walau bagi aku sangat disayangkan
karena letaknya cukup jauh dari rumah. Ditambah jadwal pertemuannya bentrok
dengan jadwal kerjaku.
Dan yang membuat aku
terharu sekali adalah saat seseorang maju ke depan. Ia mampu menyanyikan sebuah lagu dalam beberapa
versi musik yang dibalut warna blues. Tak mengherankan kenapa demikian, karena
segmen utamanya adalah mengenalkan jenis musik blues sebagai dasar untuk
mempelajari segala jenis musik. Hal itu sungguh menarik karena menambah
pengetahuanku tentang bermusik dan berolah vokal.
Yang menjadi catatan
penting adalah bahwa berimprovisasi dengan suara dan jenis musik apa saja, hal
itu sah-sah saja dilakukan. Justru, kreativitas seperti itu malah membawa sensasi
tersendiri. Unsur pembaharuannya itu
membawa roh baru yang membuat “kesegaran” bagi penikmat musik.
Contohnya lagu berjudul Imagine yang didendangkan
dalam beberapa versi musik. Penyanyi
pria yang membawakan lagu itu mampu berimprovisasi sehingga kemampuannya bisa
tereksplor walau secara spontanitas. Menurut aku, hal itu keren sekali. Aku
jadi penasaran ingin mencobanya.
Selama ini kalau aku
menyanyi biasanya mengikuti pakem yang ada. Musikpun dibuat sama persis dengan
aslinya walau diiringi oleh electone.
Aku pun pernah berhenti menyanyi di tengah-tengah karena pemain organnya tidak
berkenan aku berimprovisasi dengan nadanya. Dan itu membuat aku dongkol
setengah mati. Kenapa aku mesti sama dengan penyanyi aslinya? Dia kan dia dan
aku adalah aku. Aku dan dia tentu saja berbeda. Berbeda dengan di komunitas ini,
improvisasi malah dianjurkan seluas-luasnya.
Mengenai komunitas
ini, memang lahir dari seorang idealis. Dari tipikal orang seperti itu memang bisa lahir gagasan baru yang kreatif. Aku malah berpikir konsep seperti itu
sebenarnya bisa jadi ajang komersil.
Pasti seru kalau teve-teve swasta menayangkan acara musik seperti ini.
Sebuah konsep baru yang memadukan hiburan dan edukatif musiknya juga. Bagi
anak muda yang hobi bermusik bisa menjadi panduan karena berisi wawasan pengetahuan tentang semua jenis musik yang ada. Bagi orang dewasa,ini semacam
hiburan juga. Kelak acara ini bisa menjadi acara keluarga, dimana seluruh
anggota keluarga dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan kakek dan nenek bisa
bernostalgia.
Kemarin juga yang
hadir terdiri dari beberapa kalangan. Selain penyanyi, orang yang suka nyanyi,
tokoh musik bahkan anak sekolah yang punya hobi memainkan alat musik. Asyiknya, karena selain mendapat wawasan tentang aneka jenis musik juga mendapat bimbingan langsung praktek bermusik. Maklum pengulasnya mempunyai
wawasan pengetahuan bermusik dan memainkan alat musik.
Berbeda sekali dengan
komunitas menyanyi yang selama ini kuikuti. Komunitas hanya sekedar “happy”. Hanya bernyanyi
dan menari yang pada akhirnya menimbulkan kejenuhan tersendiri. Tapi di sini aku
menemukan sesuatu yang berbeda, unsur edukatifnya banyak sekali. Bisa diskusi, usul, bertanya dan berbagi pengetahuan. Keren sekali,bukan?
Tetapi sesampai di rumah, aku jadi
merenung sendirian. Ketika begitu banyak komunitas dalam berbagai bidang, termasuk
bermusik, aku malah kepikiran anak-anak. Siapa ya yang peduli dengan musik dan
lagu anak-anak. Kasihan sekali nasib mereka. Mereka tak punya panutan lagu dan
penyanyi yang sesuai dengan dunianya. Tak ada satu fihak pun yang memikirkan
mereka. Walaupun di televisi ada beberapa even menyanyi khusus anak, tapi
gregetnya kurang terasa.
Memprihatinkan
memang. Keponakan aku saja yang baru kelas 3 SD, di hapenya berisi lagu dewasa
semua. Tak ada masa-masa indah seperti ketika aku kecil dulu. Menyanyikan lagu
Chicha Koeswoyo, Adi Bing Slamet dan lain sebagainya. Belum lagu-lagu yang
sarat pesan moral dan pengetahuan seperti lagu-lagu karangan Ibu Sud, Pak Kasur
dan lain sebagainya. Begitu pun ketika anak-anak menyanyi di karaoke,lagunya pun cukup
membuat aku mengelus dada. Anak-anak kecil itu menyanyi lagu seperti Teman tapi Mesra, Belah Duren, Cinta Satu Malam dan lagu-lagu Korea yang sama sekali tidak mereka tahu artinya.
Bagaimana caranya ya menggugah
para musisi untuk juga memperhatikan selera seni anak-anak. Khususnya untuk
Pandiga, mungkin sekali waktu diadakan pengumpulan anak-anak berbakat agar
mereka bisa berimprovisasi juga dengan berani. Dan konsepnya mungkin sederhana
saja disesuaikan dengan kemampuan anak. Dari even seperti itu diharapkan dapat mengumpulkan
anak-anak berbakat musik yang menyanyikan lagu-lagu anak. Sepertinya dengan
cara itu akan lahir bibit-bibit baru penyanyi dan musikus berkualitas. Harapannya jika kualitasnya muncul ke permukaan akan menjadi tayangan komersil. Anak-anak Indonesia ke depannya akan punya panutan penyanyi yang juga anak-anak. Bukan mengidolakan penyanyi dewasa. Ya, itu hanya sekedar harapan.
Oh ya, untuk yang ingin menikmati perhelatan bernama
Pandiga Blues Corner ini, silakan datang setiap jumat sore di Pandiga Educreation jalan
Sirnarasa Cihanjuang Cimahi Utara. Walau sebenarnya ini diperuntukan untuk mengasah
dan mengekspresikan kemampuan dan bakat
para pemusik kota Cimahi dan sekitarnya, tetapi tidak dilarang dari kota
lain mengunjunginya. Dan kemarin baru even yang ketiga kalinya. Untuk even
berikutnya, silakan nantikan kejutan-kejutan lain yang pasti mempesona.
***
Silakan lihat juga link yang berkaitan dengan tulisan ini di :
http://www.bedanews.com/pandiga-blues-corner-jadi-ajang-sharing-pemusik#.URhZh9S6usc.facebook
Silakan lihat juga link yang berkaitan dengan tulisan ini di :
http://www.bedanews.com/pandiga-blues-corner-jadi-ajang-sharing-pemusik#.URhZh9S6usc.facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar