Berita gembira bahwa aku diterima bekerja di salah sebuah bank swasta di Pekanbaru ternyata membuat hatiku ciut waktu itu. Bagaimana tidak. Aku harus beres-beres pakaian sendiri, cari tiket pesawat sendiri, pergi ke bandara sendiri dan membeli semua keperluan kerjaku sendiri. Hiks, rasanya ingin menangis saja. Tak ada seorang pun yang bisa membantuku. Seluruh keluargaku sudah lama pindah ke kota itu.
Untungnya ayahku
menyuruh om membantuku. Maka urusan tiket pesawat dan orang yang mengantarku ke
bandara terselesaikan sudah. Begitu pun baju-baju yang akan aku bawa sudah
kubereskan semua. Tetapi ayahku hanya mengirim aku uang pas-pasan untuk membeli
keperluan kerjaku berupa tas dan sepatu. Maka diantar omku aku pergi ke pusat
perbelanjaan mencari barang-barang itu. Pertama om yang memilihkan tas kerjaku.
Harganya bagiku cukup wow. Tapi om berbaik hati mentraktirku.
Giliran beli sepatu,
hatiku terhenyak karena harga dibandrol sepatu itu benar-benar pas dengan uang
yang ada di sakuku. Ditraktir om lagi tak mungkinlah, gengsi dong aku. Cukuplah hanya membelikan
tas. Maka aku mulai mencari sepatu sesuai uang yang kupunya. Tetapi setelah
berkeliling lama, aku tetap tak menemukannya.
Kukemukakan alasan kepada omku bahwa aku takut jatuh jika
harus memakai sepatu high heels. Padahal aku mencari harga yang murah tapi nyaman di kakiku. Om tetap ngotot agar aku membeli sepatu resmi berhak tinggi. Karena tak ada yang kupilih, om lalu mengajakku ke tempat sepatu lainnya.
Di tempat baru itu, aku mencoba sepatu
ini dan sepatu itu. Tetapi tetap saja, kaki ini merasa tidak nyaman dengan
sepatu-sepatu yang ada. Ada yang modelnya aku suka, tetapi tidak nyaman di kaki. Kakiku
memang mempunyai sedikit kelainan. Bentuknya agak melebar ke tepi. Orang Sunda
menyebutnya “jebrag”.
Ternyata susah sekali
mencari sepatu yang tepat. Bukan sekedar modelnya yang bagus. Tetapi lebih
nyaman untuk kaki, tidak kesempitan
dengan hak yang tidak terlalu tinggi. Dalam keputusasaan akhirnya kami
menemukan sepatu merek Be-Bob. Dalam hati aku berteriak senang karena ketika
aku pakai, nyaman sekali rasanya. Sayang, harganya cukup mahal bagi kantongku
saat itu. Tapi omku adalah salah satu orang paling baik dalam keluarga, ia tak
segan mengeluarkan isi kantongnya. Aku pun terlonjak bahagia dan berulang kuucapkan terima kasih padanya.
Sesampai di rumah akupun bolak-balik mencoba. Jalan ke sana, jalan ke sini bak peragawati saja. Hal itu kulakukan tiap hari sebagai latihan
pembiasaan. Pada akhirnya aku tak canggung lagi ketika pertama kali menggunakan high heels masuk kantor.
Maka, mulailah
hari-hari memakai high heels. Ajaib,
sepatu baru itu tidak membuat aku lecet. Padahal kerjaku hampir banyak berdiri,
melayani nasabah. Dan teman-teman baru memuji model sepatu yang kata mereka
unik. Aku senang sekali. Karena sepatu yang bagus, aku cepat akrab dengan teman-teman kerjaku.
Tapi lama-lama aku
merasa perlu mempunyai sepatu cadangan, masa untuk kerja hanya punya satu. Maka
akupun keliling toko di Pekanbaru. Tanpa lelah aku langsung mencari merek Be-Bob seperti di Bandung. Tetapi tidak ditemukan, aku pun mencoba banyak model
lain. Tapi selalu merasa tidak cocok, sampai akhirnya aku pulang dengan
perasaan dongkol luar biasa. Karena terlalu pilih-pilih, salah seorang
karyawan toko mengeluh setengah memaki seperti ini, “susah sih mencari
sepatunya, karena kakinya mirip daun talas.”
Aku menjadi sedih. Setibanya
di rumah kepikiran terus penghinaan itu. Kakiku memang demikian, tetapi aku
mensyukurinya. Tetapi kenapa mereka malah menghinanya? Dan bagaimana sepatu
cadanganku? Akhirnya sebuah ide muncul di kepala. Minta bantuan saudara
membelikannya di Bandung! Lalu mengirimkannya padaku. Model bebas asal sepatu
untuk kerja.
Oh my God, hari demi
hari aku penasaran menunggu datangnya sepatu Be-Bobku yang baru. Waktu itu
belum musim hape, jadi aku dan saudaraku
berkomunikasi via telepon rumah. Saudaraku menceritakan kalau Be-Bob modelnya memang
bagus dan kualitasnya oke. Tapi harganya agak sedikit mahal dibanding merek
lainnya. Tapi aku tak perduli harga. Yang penting kualitasnya oke. Alias nyaman
untuk kakiku. Aku juga tak peduli harus membeli uang lebih untuk saudaraku sebagai ongkos beli, bungkus dan biaya kirimnya.
Sampai suatu hari
sepatu itu datang. Dan hal itu menjadi kejutan yang sangat menyenangkan. Sepatu
baruku jadi pusat perhatian. Teman kerjaku banyak yang pesan. Tapi aku tidak
berkenan. Saudaraku kan orangnya sibuk. Walau kemudian seorang teman asal
Bandung ternyata bisa memakai Be-Bob juga dengan cara sama sepertiku. Dan
sepatunya dipuji-puji juga.
Ketika akhirnya kerjaku
minta mutasi ke Bandung, Be-Bob jadi fashionable
daily shoes. Selain sepatu kerja, aku pun membeli sepatu ketsnya untuk senam.
Sudah puluhan tahun lho sepatu senam ini masih kupakai. Awet sekali. Nih, lihat
modelnya, unik kan? Apalagi ketika masih baru, kece deh!
Sandal dan sepatu Be-Bob paling nyaman untuk kakiku. |
Aku juga membeli sandal
untuk main. Mereknya Be-Bob juga. Aku sangat percaya dengan kualitas dan
modelnya, sesuai selera aku banget. Memakai Be-Bob memang membuatku sangat percaya
diri. Sandal tidak akan copot di jalan. Maklum sering terjadi sandal copot karena
kakiku memang mempunyai sedikit kelainan. Dan pernah beberapa kali aku terpaksa
membeli sandal baru karena tiba-tiba sandalku rusak saat jalan-jalan. Hahaha….
Thanks Be-Bob, aku percaya diri memakainya. |
Dengan Be-Bob, aku nyaman
pergi kemana-mana. Pergi kerja, pergi shopping, pergi nonton, pergi kencan,
bertamu ke rumah saudara. Sayang foto-fotonya tidak ada. Coba kalau ada, entah
berapa banyak sepatu dan sandal merek Be-Bob yang kupunya sampai sekarang.
Satu harapanku,
hendaknya Be-Bob shoes jangan sampai hilang. Karena
aku sudah fanatik dan tidak berminat berganti merek lain untuk flat shoes dan
sepatu. Bahkan saat ini sedang mengumpulkan uang karena mengincar model wedgesnya yang keren. Be-Bob memang mantap!
***
2 komentar:
siapa sich yang ga kenal sepatu Be-Bob..
di mall banyak dan gampang di cari :D
Betul sekali. Di berbagai kota besar pun pasti ada. Beda sama dulu, masa gadisku. Ketika Be-Bob langsung ada, modelnya kan unik. Dari satu teman yang pertama beli, kita semua jadi ikut-ikutan. Waktu itu, Be-Bob terbilang pembaharu dalam model sepatu. Bagi aku sendiri, kenyamanannya tak tertandingi. Halah, kok jadi promosi ya?
Posting Komentar